Kehidupan Modern serta gaya-gaya glamour telah membawa masyarakat
Pada tahun 70an hingga 80an di Aceh, anak remaja merasa malu berboncengan mendekap pinggang, karena menjadi gunjingan masyarakat dan sekolahan। Sekarang, hal semacam itu tak lagi tabu dan menjadi trend di jalan-jalanan, malam maupun siang. Jika ada orang mempertanyakan apalagi mempersoalkannya, malah dianggap kolot, konservatif atau fanatik dan tidak memahami perkembangan zaman, Pada tahun-tahun lebih awal lagi, gadis-gadis Aceh tidak berani alias malu menggunakan celana jins ketat, T shirt ngepas atau menampakan rambutnya secara terbuka. Ketika itu mereka belum mengenal jilbab. Mereka selalu keluar dari rumah dengan selendang di kepalanya atau kerudung menutup rambutnya dengan ikat kain sarung di pinggangnya. Berjalan berkelompok-kelompok, pergi mengaji, sekolah atau beridul fitri. Tidak ada canda atau tawa terpingkal-pingkal, hanya menunduk menghitung batu-batu dan tersenyum kecil malu-malu.
Devinisi MALU
Pengertian malu menurut bahasa ialah perubahan dan peralihan sikap manusia karena takut atau khawatir terhadap sesuatu perbuatan yang menyebabkan dirinya dicela orang lain. Adapun asal kata al-hayaa u (malu) berasal dari kata al-hayaatu (hidup), juga berasal dari kata al-hayaa (air hujan). Sedangkan menurut istilah adalah akhlaq yang sesuai dengan sunnah yang mendorong untuk meninggalkan perkara-perkara yang buruk. Malu (al haya‘) dalam ensiklopedia Islam diartikan sebagai sikap menahan diri dari melakukan sesuatu perbuatan atau meninggalkannya, karena takut mendapat celaan atau hinaan dari perbuatan tersebut.(bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar